budaya
Wisata Budaya Bedingin Bungah #2 lanjutan
bedingin bungah |
Sambungan dari Wisata Budaya Bedingin Bungah#2 Peserta tour desa sepeda tua sudah berada di gunung gemplah, berbaur dengan pengunjung dan wisatawan, sayup sayup terdengar bunyi musik pengiring gajah-gajahan di kejauhan makin lama makin jelas menuju bukit gemplah.
Panggung setinggi 1 meter kreatifitas orang-orang Dusun Kambangrejo Bedingin dihiasi ornamen serba bambu yang banyak terdapat di sekitar menghiasi bukit gemplah, diawali tarian anak2 muda dengan musik gajah-gajahan tampil diatas panggung tebuka.
Menyusul gajah yang di jalankan oleh 2 orang ini menaiki panggung, menari mengikuti irama musik, alat musik gajah - gajahan ini terdiri dari terbangan, beduk, selompret, kendang, apa itu seni gajah-gajahan klik di sini.
Tarian Gajah-gajahan di kendalikan oleh seorang anak perempuan berdandan layaknya penari jatilan di reyog ponorogo, Diawali oleh pak Lurah bergantian dengan para tamu wisatawan naik di pundak gajah-gajahan bergantian, mengikuti tarian dan irama musik, satu moment yang langka bagi para wisatawan.
Sore hari hujan rintik turun membasahi area sekitar acara Bedingin Bungah, udara terasa sejuk aroma tanah tersiram air hujan menambah semangat para pemain dan pengunjung, sejak siang group reyog Desa Bedingin sudah bersiap berpartisipasi memeriahkan Bedingin Bungah.
Iring-iringan Reyog yang di koordinir pak Carik Bedingin ini berparade mengelilingin jalan desa menuju pusat acara di Bukit Gemplah di beberapa tempat iring-iringan reyog berhenti untuk menghibur masyarakat yang banyak berkumpul, beberapa saat kemudian melanjutkan perjalanannya.
wisatawan |
panggung bedingin bungah#2 |
Di Bukit Gemplah ratusan pengunjung sudah tidak sabar menunggu, wisatawan dari dalam dan luar negeri ikut berbaur dengan para penari reyog, terlihat suasana akrab sesuai dengan selogan Desa Bedingin "sing teko bedingin dadi dulur" (yang datang di Bedingin Menjadi Saudara).
Puncak acara Bedingin Bungah adalah "Kenduri Besar" sebagai wujud sukur kepada Tuhan YME atas panen selama ini, masing-masing kepala keluarga membuat dan mengumpulan hidangan "kenduri" di musholla, dari Desa di sediakan gunungan berisi buah-buahan dan sayur-sayuran hasil dari ladang di Desa Bedingin, selanjutnya dikirab dengan penerangan obor dan ublik di sertai lantunan sholawat dan pembacaan kitab Ambyo yang di iringin oleh 2 (dua) alat musik "terbangan" besar, beduk.
Apa itu kitab Ambyo? dahulu sebagai media untuk penyebaran Islam di sekitar keraton Jogja. Bertuliskan huruf jawa kuno dan arab, ber kisah perjalanan para nabi yang disusun oleh para pujangga keraton. Lagu-lagu dalam kitab ambyo cukup mudah dipahami setiap orang.
Cahaya Ublik menyambut iring-iringan "Kenduri Besar" saat memasuki jalan perkampungan menuju bukit gemplah, kilatan lampu flash dari kamera handphone dan kamera slr silih berganti seiring berlalunya iring-iringan Kenduri Besar berlalu, tanpa di komando pengunjung mengikuti dibelakang rombongan menuju bukit gemplah.
Tepat di depan panggung sudah di siapkan terpal sebagai alas untuk makan bersama dan sekaligus acara utama "kenduri besar", tamu, wisatawan dan peserta duduk bersama menikmati prosesi kenduri, diawali dengan sambutan dari kepala desa dilanjutkan bacaan kitab ambyo dan doa bersama atas nikmat yang diberikan oleh tuhan YME dan doa untuk saudara kita yang mengalami bencana di banaran dan sekitarnya, Di tutup dengan acara makan bersama seluruh yang hadir tanpa terkecuali.
Berikut beberapa penampilan seni dalam acara Bedingin Bungah, dari dalam dan luar Desa Bedingin.
- Karawitan anak-anak Bedingin mengawali acara
- Karawitan dewasa yang tidak kalah menarik,
- Pembacaan kitab Ambyo yang di iringi oleh tarian 4 orang wanita dari ISI Solo
- Tari Gendhing Sriwijaya Mahasiswa Mancanegara ISI Solo
- Tari dari pemeran film Bima (film yg shoting di bedingin)
- Tarian dari Komunitas Kalimantan
- Jatil Laki-laki "sepuh" dan pembarong sepuh desa Bedingin
- Wayang kulit yang juga dari Bedingin sampai dini hari.
- Karawitan dewasa yang tidak kalah menarik,
- Pembacaan kitab Ambyo yang di iringi oleh tarian 4 orang wanita dari ISI Solo
- Tari Gendhing Sriwijaya Mahasiswa Mancanegara ISI Solo
- Tari dari pemeran film Bima (film yg shoting di bedingin)
- Tarian dari Komunitas Kalimantan
- Jatil Laki-laki "sepuh" dan pembarong sepuh desa Bedingin
- Wayang kulit yang juga dari Bedingin sampai dini hari.
Sampai Jumpa di Bedingin Bungah#3 mendatang
Foto&liputan : Bekuinstitute
Daniel Puji R
Purwanto PW
Imam Mujiono
Shandy A A Miraza
Post a Comment
0 Comments