sejarah
Desa Kaponan Pusat Pemerintahan Kabupaten Ponorogo Tahun 1949
pendopo desa kaponan |
Jumlah penduduknya mencapai
2856 jiwa. Penduduk Desa Kaponan 100% memeluk agama Islam. Dengan
Penduduk yang ramah, pemuda yang kompak, dan lingkungan yang masih cukup
asri.
Dari sejarahnya Kepala desa Kaponan pertama bernama Sutowijoyo, mempunyai kerabat dari keraton Solo. Ia bertemu dengan abdul rosyid, seorang pengembara yang tidak suka dengan belanda dari klaten tembayat.
Abdul Rosyid ingin membangun masjid di timur. Waktu itu beliau tidak mampu karena banyaknya jin yang merusak rumah warga. Abdul rosyid bertemu kembali dengan sutowijiyo dan membuat kesepakatan.
Abdul rosyid membuka hutan dari barat ke timur untuk membangun masjid yang dinamakan darusholikin, Sutowijoyo membuka hutan dari timur ke barat untu membuat desa. Dia kebigungan mencari nama yang tepat untuk desanya. Kemudian pada waktu itu, ia melihat burung merak yang sangat cantik, burung tersebut sedang mencari makan dan minum di kolam berukuran besar yang sekarang dinamakan beji.
beji |
beji |
Dari burung merak dijadikan nama daerah tersebut dengan nama Mlarak, Beji tempat berkumpulnya burung merak tersebut dulu merupakan tempat bermainnya atau berkipunya burung merak. Dan waktu itulah Sutowijoyo memberi nama desa tersebut menjadi Kaponan, yang asal muasal katanya dari kiponan
Pusat pemerintahan pada waktu itu harus dipindahkan, Desa Kaponan di pilih karena pada saat itu kepala desanya adalah figur yang sangat disegani, dan satu daerah yang paling aman.
Bpk. Djauhari Kepala desa ke 9 |
Tidak hanya pendopo, rumah sakit, kantor polisi, kantor CPM juga boyong di desa kaponan, demikian cerita bapak Djauhari mantan kepala desa ke 9 (sembilan) sekaligus pewaris pendopo tersebut.
Sampai saat ini kondisi bangunan yang dulu dipakai Pendopo Kabupaten Ponorogo tergolong sangat baik. Mebeler seperti Meja, Kursi dan Bomo masih terpelihara dengan baik. Dibelakang Bangunan terdapat 7 makam keluarga dari 7 (tujuh) turunan.
Pada bagian depan pojok terdapat lonceng yang
pada saat itu digunakan sebagai penanda waktu (jam), karena jarang sekali ada jam,
Lonceng tersebut dulu bisa terdengar hampir di seluruh desa kaponan pada
waktu lonceng dibunyikan, ketika waktu puasa digunakan sebagai
penanda waktu sahur dan imsayak.
Desa Kaponan terkenal sebagai penghasil tembakau dengan kualitas
unggul. Sehingga tembakau menjadi icon Desa kaponan, Hasil komoditas
pertanian terbesar tentu saja adalah padi, hasil pertanian yang lain
adalah, kedelai, jagung, kacang, lombok, dan yang paling dominan adalah
mbako kaponan jenis sompo rejep yang terkenal kualitasnya.
Komoditi lainya adalah kopyor namun sekarang kopyor sudah sangat jarang dikarenakan adanya hama wawung.
@Snd april 2016
Post a Comment
0 Comments