Segarnya Dawet Jabung Ds.Jabung Ponorogo


Dawet Jabung berlokasi di Desa Jabung berdekatan dengan Pondok Gontor Ponorogo. Tepat di seputar perempatan jalan akan ditemui banyak penjual dawet Jabung.

Selain dawet, di meja akan terhidang berbagai goreng-gorengan, seperti tetel, pisang, tahu, tempe, trimbil, dan pia-pia, kacang dll
Penjualnya kebanyakan perempuan muda dan berparas ayu.

Penjual yang berparas ayu ini akan menyodorkan mangkok di atas lepek. Dari cara mengambil mangkok ini bisa dilihat apakah orang tersebut warga Ponorogo atau pendatang luar kota.
Bagi pembeli luar kota, lepek (piring kecil ) yang di bawahnya jangan diambil sebab menurut cerita, jika ada pembeli laki-laki yang mengambil lepek, dan si penjual membiarkannya berarti sang penjual bersedia “Menikah” dengan laki-laki tersebut, sebaliknya jika laki-laki tersebut sengaja mengambil lepek berarti ia “Naksir” terhadap penjualnya.




Bila sengaja mengambil mangkok bersama lepeknya. “Mas, mangkoknya saja yang diambil,”  Ketika ditanya alasannya Mbak hanya menyahut “Lepeknya buat tutup gula, nanti diserbu lalat,” tolaknya halus.

Konon terkenalnya dawet Jabung berkaitan erat dengan legenda warok Suromenggolo, yang terkenal sakti mandraguna dan merupakan tangan kanan R. Batoro katong.
Diceritakan, suatu hari Warok Suromenggolo terlibat perang tanding melawan Jim Klenting Mungil yang menguasai gunung Dloka dan mempunyai pusaka andalan yaitu Aji dawet upas. Konon, ajian ini berbentuk cendol dawet yang terbuat dari mata manusia. Terkena ajian dawet upas seketika tubuh warok Suromenggolo menderita luka bakar dan ia pingsan seketika.
Warok Suromenggolo akhirnya ditolong oleh seseorang pengembala sapi bernama Ki jabung. Setelah diguyur dawet buatan Ki Jabung, seketika luka yang diderita Warok Suromenggolo sembuh, bahkan dapat mengalahkan Jim Klenting Mungil dan Jim Gento. Sebagai ungkapan terima kasih, Warok Suromenggolo bersabda, kelak masyarakat desa Jabung akan hidup makmur karena berjualan dawet.