Duet Puisi


Duet Puisi. Tantangan membuat puisi dari sebuah foto. Awalnya Duel Puisi tapi karena dinilai kurang romantis jadilah Duet Puisi. Rencananya seminggu sekali dan foto akan dipilihkan oleh mas damar sasongko, fotografer sakti lereng gunung wilis. Monggo, silahkan vote.
Nama pembuat puisi sengaja kami sembunyikan saat ini untuk proses pemilihan yang fair:



Puisi A
Pohon Kering Berdaun Emprit

Lontar ramalan jayabaya yang hilang telah ditemukan. Terbaca : pohon-pohon di kotamu akan mengering dan berdaun burung emprit. 



Yang datang dari china bernama emprit peking. Yang datang dari arab bernama emprit kaji. Dan yang datang dari eropa dinamakan burung gereja.



Gereja adalah rinduku padamu. Para emprit hanya alasan-alasan mengingatmu. Di ingatan terdalamku wajahmu tak pernah kecewa. 



"Cinta memang harus beda"  



Pada surau dan gereja yang menamakan emprit dengan berbeda, aku dan kau berpisah jalan. Dengan senyum. Cinta adalah jalan sunyi sebuah pohon, selalu berdiam selalu berdaun dan doa terucap dalam lagu indah mengalun.



Lontar ramalan jayabaya yang hilang telah ditemukan. Terbaca : pohon-pohon di kotamu akan mengering dan berdaun burung emprit. 



Burung-burung emprit kini menguasai kota. Aku sendirian tanpamu. Daun-daun tak lagi menyambut matahari. Emprit tidak lagi menjadi alasan mengingatmu. Aku tak punya alasan mengingatmu.



"Cinta memang harus beda"



Pada surau dan gereja yang menamakan emprit dengan berbeda, aku dan kau tidak seharusnya berpisah. Kita seharusnya bersatu mengusir emprit-emprit yang kicauannya sudah menjadi alat sedekah. 



Hari ini, dimana-mana pohon berdaun emprit. Di semua sudut kota cinta adalah pergi kerja mencari kredit. Rumah hanya tempat memikirkan kapan akan sakit. Pohon ditanam bukan tentang cinta tapi tentang duit.



Dan seperti yang tertulis dalam ramalan, aku memanggilmu dengan kicauan bukan rayuan. 



Adalah jaman yang menentukan apa itu cinta. Seperti nama emprit yang berbeda kala di surau atau di gereja. 



Saat ini pohon-pohon mengering dan berdaun emprit, cinta anak-anak muda menjadi es krim yang rumit dan cinta tua kita masih puyer pahit.



Puisi B

 KAUM EMPRIT
:rindu ponorogo

lama kupandang fotomu tak jua jenuh
mencari pupus daun dari ranting ke ranting
tak pernah ketemu rindu
meranggas pohon kemarau panjang
langit membentangkan warna kuning
matahari sebentar lagi luruh
meninggalkan kaum emprit melepaskan hari
satu per satu datang bawa cerita
tentang pak tani dan padi mulai menguning
hama datang mari diserang
emprit pulang tinggal sawah ladang
petang meninggalkan bayang
kaum emprit terus menjerit
prit...prit...prit...oalah em-prit nasibmu kecetit, prit!

 

Post a Comment

0 Comments