Pecel Ponorogo Bungkus Daun Jati

Pecel
Untuk Sebagian Orang Ponorogo sarapan pagi itu paling pas pecel tapi tidak menutup kemungkinan makan siang dan makan malampun juga pecel. Jadi jangan heran banyak bermunculan penjual pecel di setiap desa wilayah Ponorogo berjualan pecel.



Pecel di masing masing daerah mempunyai ciri khas  tersendiri, tak ketinggalan di Ponorogo. Pecel Ponorogo mempunyai ciri khas sambal pecel nya yg cenderung pedas dan sangat pedas juga kental dan di beri semacam lalapan mentimun, buah lamtoro dan daun kemangi. 

Pecel Ponorogo biasanya disertai dengan lauk tempe goreng. Selain tempe goreng pecel Ponorogo mempunyai aneka ragam lauk yang menyertainya, seperti Rimbil (Parutan kelapa kasar yang digoreng dengan ikan teri), Lento (parutan ketela dengan bumbu terasi dan kedelai yang digoreng), Pia pia atau Bakwan (Tepung berisi sayuran wortel,kubis,taoge yang digoreng), Peyek dan banyak lagi keaneka ragaman lauk yang unik, orisinil dan langka menyertai pecel Ponorogo. Keaneka ragaman lauk ini merupakan salah satu ciri khas dari pecel Ponorogo.



Dari kemasan nya ada beberapa keunikan, dari memakai kemasan (pembungkus) kertas makan, daun pisang sampai daun jati, dari kemasan juga menambah sensasi dan cita rasa tersendiri.
Pecel Daun Jati yang kami bahas kali ini terletak di Dk.Jetak Ds.Mangunsuman Kec.Siman Timur Perumahan Grisimai sampai ke jalan naik berbelok ambil arah kiri atau ke Utara sampai lah kita di areal persawahan terdapat sebuah warung makan sederhana bu Sulastri namanya, memulai usahanya sejak 2005 yang lalu sampai sekarang.

Di tempat ini mulai berjualan jam 05:00 pagi sampai jam 07:00 wib.



Dari tempat juga sangat mendukung mulai dari resto mewah sampai warung pinggir (di tepi) sawah tak kalah menambah sesasinya, juga membawa penikmat kuliner kembali ke jaman ponorogo doeloe dan lepas dari rutinitas kota besar yg hiruk pikuk.


Meskipun Ponorogo bukan daerah asal kuliner Pecel, tetapi di Ponorogo kuliner  ini selalu ada selama 24 jam penuh seolah olah tidak ada matinya. Karena  kecintaan masyarakat Ponorogo pada makanan pedas ini membuat Pecel menjadi hidangan yang bisa dimakan kapan pun, tua muda sampai anak anak kecil tak ketinggalan, tidak sedikit dari warung warung yang menyediakan khusus menu Pecel setiap harinya, dengan berbagai keunikan masing-masing. 

Anda yang suka dengan kuliner pecel? 
Penulis coba membuat daftar nya (monggo bisa ditambah) selamat berwisata kuliner pecel Ponorogo.

  • Mbah Rah, (06.00 - 17.00)Jl. Sukarno Hatta
  • Pecel Iwak Kali Bu Carik,Sekayu Jl. Ponorogo-Wonogiri
  • Mbak Sri (06.00 – 09.00) Jl. Menur
  • Pecel Mbak Nur (06.00–20.00) Jl. Bantarangin Somoroto
  • Pecel Klothok Godhong Jati (07.00 – 11.00), Tajug Ponorogo
  • Pecel Godhong Jati, (06.00 – 08.00) depan kantor kec.Sampung 
  • Pecel Daun Jati & Tiwul Bu Sulastri (05.00-07.00) Dk.Jetak Ds.Mangunsuman Kec.Siman Timur Perum.Grisimai ke Utara.
  • Pecel Pojok Jl.Dr. Soetomo Ponorogo, (11:00 – 20:00)
  • Pecel Bon Rojo  (11:00 – 17:00) Jl. Pahlawan (lapangan tenis)
  • Bubur Pecel (11:00 – 17:00), Siwak, Siman Ponorogo
  • Pecel Pincuk ( 17:00 – 24:00), depan Pasar Songgolangit
  • Pecel Mbah Pon ( 17:00 – 20:00) , Jl. Anjasmoro Ponorogo
  • Sego Pecel Tumpuk ( 16:00 – 21:00) , Ronowijayan Ponorogo
  • Pecel Ijo Iwak Kali ( 17:00 – 21:00), Jl. Trunojoyo, 50 m dari perempatan Tambakbayan Ponorogo
  • Mbah Ginem( 17:00 – 20:00), Jl. Trunojoyo, totokan jalan Jula-Juli, Tambakbayan Ponorogo
  • Pecel Jalan Baru , pojok perempatan Jl. Menur & Jl. Suromenggolo Bangunsari Ponorogo
  • Pecel Ngebrak ( 17:00 – 23:00), Jl. Batoro Katong, timur Jl. Parang Menang Ponorogo
  • Malam-Dini Hari
  • Sego Pecel Kepleh ( 17:00 – 05:00) , Ruko Perempatan Pasar Pon, Ronowijayan Ponorogo
  • Sego Pecel Bledek/Remason ( 17:00 – 01:00), Jl. Menur Ronowijayan Ponorogo
  • Pecel Ngepos Mbak Tutik ( 17:00 – 03:00) , Pertigaan Ngepos Ponorogo
  • Pecel Mbah Rah  ( 18:00 – 03:00 ), Jl. Jend. Sudirman ( timur Gembira, utara jalan ).
  • Pecel Lulut ( 17:00 – 03:00) , Jl. Gatot Subroto
  • Pecel Mbah Nah (18:00 – 00:00) Jl. S. Parman, Keniten



Post a Comment

0 Comments